Kamis, 14 Agustus 2014

Ular King Kobra (Ophiophagus hannah) Raja Ular Berbisa

Ular king kobra atau Ophiophagus hannah sering dianggap sebagai raja ular berbisa yang paling mematikan. Padahal bisa ular king kobra yang di Indonesia disebut juga ular tedung atau ular anang, menurut beberapa sumber yang dilansir Alamendah, dianggap tidak sebahaya gigitan ular kobra atau ular sendok (Naja sp.) dan ular welang (Bungarus fasciatus). Penamaan king kobra (raja kobra) lebih kepada ukurannya yang merupakan ular berbisa terpanjang dan jumlah bisa terbanyak di dunia.
Ular king kobra di Indonesia dikenal juga sebagai ular tedung, ular anang, ular lanang (Jawa), oray totog (Sunda), ular tedung abu, tedung selor (Kalimantan). Nama hewan ini dalam bahasa Inggris selain king kobra disebut juga sebagai hamadryad.
Dalam bahasa latin ular king kobra dinamai Ophiophagus hannah (Cantor, 1836) dengan berbagai sinomin diantaranya Dendraspis bungarus (Schlegel), Dendraspis hannah(Cantor), Hamadryas elaps Günther, Hamadryas hannah Cantor, Hamadryas ophiophagus Cantor, Naja bungarus Schlegel, Naja hannah (Cantor), Naja ingens Van Hasselt, Naja vittata Elliott, dan Ophiophagus elaps(Günther).
Ular King Kobra (Ophiophagus hannah)
Ular King Kobra (Ophiophagus hannah) saat menegakkan lehernya
Diskripsi, Ciri, dan Perilaku. Ular king kobra merupakan ular berbisa terpanjang dengan panjang tubuh hingga mencapai 5 meter, meskipun umumnya hanya sekitar 3-4 meter saja. Ciri khas ular ini adalah saat terancam mampu menegakkan dan memipihkan lehernya, meskipun kemampuan ini juga dipunyai oleh ular sejenis dari genus Naja sp. yang di Indonesia sering disebut ular sendok.
Di Indonesia king kobra memiliki ciri umum berwarna hitam atau coklat tua dengan bagian kepala yang cenderung berwarna lebih terang. Sisik bawah tubuh berwarna keabuan atau kecoklatan, kecuali dada dan leher yang berwarna kuning cerah atau krem dengan pola belang hitam tak teratur, yang nampak jelas ketika ular ini mengangkat dan membentangkan lehernya.
Makanan ular king kobra atau anang adalah berbagai jenis ular baik yang berbisa maupun tidak dan kadal. Ular ini berburu dengan mengandalkan indera penciuman dan penglihatannya yang tajam. Konon dengan kedua indera itu ular king kobra mampu mengawasi mangsanya dari jarak 100 meter.
Ular king kobra merupakan ular berbisa yang memiliki racun berjenis haemotoxcin danneurotoxcin. Racun ini menyerang sistem saraf dan menimbulkan rasa sakit yang amat sangat, pandangan yang mengabur, vertigo, dan kelumpuhan otot. Kemudian korban akan mengalami kegagalan sistem kardiovaskular, yang jika dibiarkan dapat mengakibatkan kematian. Namun berbeda dengan ular sendok (Naja sp.) ular king kobra tidak dapat menyemburkan bisanya.
Kemampuan mengeluarkan bisa ular king kobra atau tedung juga sangat besar dan jauh lebih banyak dari ular sejenis. Dalam satu kali gigitan ular ini dapat mengeluarkan sejumlah bisa yang cukup untuk membunuh hingga 10 orang sekaligus bahkan seekorgajah sekalipun. Meskipun biasanya jarang mengeluarkan kesemua bisanya dalam sekali gigitan.
Persebaran, Habitat, dan Konservasi. Sebagaimana dilansir Alamendah’s Blog dari situs IUCN Redlist, ular king kobra tersebar mulai dari India di barat, Bhutan, Bangladesh, Burma, Kamboja, Cina selatan, Laos, Thailand, Vietnam, Semenanjung Malaya, Kepulauan Andaman, Indonesia dan Filipina. Di Indonesia, ular king kobra atau ular tedung dapat dijumpai di SumateraKalimantan, Jawa, Bali, dan Sulawesi).
Ular king kobra menghuni aneka habitat, mulai dari hutan dataran rendah, rawa-rawa, semak belukar, hutan pegunungan, lahan pertanian, perkebunan, persawahan, dan daerah pemukiman. Mampu hidup mulai dari daerah dekat pantai hingga ketinggian 1.800 m dpl.
Populasinya semakin hari semakin menurun akibat kerusakan habitat utamanya yang disebabkan oleh berkurangnya luas hutan. Karena itu king kobra terdaftar dalam status vulnerable IUCN Redlist dan Apendiks II CITES.
Satu yang pasti, meskipun ular king kobra, tedung, anang, lanang, oray totog, ataupunhamadryad namanya, meskipun memiliki bisa mematikan dan cenderung agresif, tetapi Alamendah yakin ular bernama latin Ophiophagus hannah ini hanya akan mennyerangmanusia jika merasa terganggu, terancam, dan terpojok. Makanya tidak usah bermain-main dengan ular dan biarkan mereka bercumbu di alam liar dengan bebas.

Tahapan dalam melatih burung hantu

Artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel terdahulu mengenaijenis-jenis burung hantu dan perawatannya, dengan fokus pada bagaimana cara melatih burung hantu agar lebih akrab dengan kita. Kalau memelihara burung hantu hanya sekadar ikut-ikutan, sehingga hanya ditaruh dalam kandang lalu diberi pakan setiap hari tanpa pernah berinteraksi dan dilatih, lebih baik dilepas ke alam liar. Sebab kita tidak akan mendapat manfaat apapun dari pemeliharaan burung hantu.
images (8)
Dalam perawatannya, burung hantu sebaiknya tidak dipelihara dalam sangkar burung yang kecil. Kalaupun dipelihara dalam sangkar, dibutuhkan sangkar yang cukup bagi burung hantu untuk membentangkan kedua sayapnya. Misalnya sangkar murai batu yang luas.
Tetapi lebih baik lagi jika burung hantu diletakkan dalam tenggeran khusus yang bisa dibuat sendiri. Tenggeran ini mirip dengan tenggeran kakatua atau nuri, meski bahan, bentuk, dan ukurannya yang berbeda.
Tenggeran burung hantu biasa disebut perch. Istilah ini sebenarnya berlaku untuk semua burung tipe petengger. Selain itu, ada beberapa istilah internasional yang biasa digunakan untuk burung hantu maupun burung pemangsa (birds of prey / BOP) lainnya, misalnya :
  • FOF : Feed on Fist (memberi makan di atas tangan)
  • JTTF : Jump to the Fist (melatih burung  lompat ke tangan)
  • FTFF : Fly to the fist (melatih burung terbang ke tangan).
  • FF : Free flight (melatih burung terbang bebas)
  • Batting (burung menjauh / terbang / loncat ketika didekati)
JENIS TENGGERAN / PEARCH YANG BISA DIGUNAKAN
Beberapa jenis tenggeran / perch untuk burung hantu.
Dalam pelatihan burung hantu juga dikenal dengan beberapa peralatan khusus yang digunakan, seperti terlihat dalam gambar di bawah ini :
PERLENGKAPAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELATIH OWL
Perlengkapan yang diperlukan dalam melatih burung hantu.
  • Anklet: tali yang terbuat dari kulit untuk mengikat kaki burung hantu, semacam gelang untuk kakinya.
  • Swivel: Perangkat dari logam yang memiliki poros berputar, yang memungkinan tali yang diikat pada kakinya tidak terbelit.
  • Jess: Tali pendek dari kulit yang bisa dihubungkan dengan anklet.
  • Perch : Tempat tangkringan / tenggeran untuk burung hantu.
  • Leash : Tali kulit setelah Swivel yang digunakan untuk mengikat burung saat berada di tangkringan.
  • Lure : Perlengkapan berbentuk seperti burung atau kelinci yang digunakan untuk melatihnya berburu.
Oh ya, ada satu lagi peranti penting, yaitu glove, atau sarung tangan khusus untuk menangani burung hantu, agar tidak terluka karena kuku-kukunya sangat tajam.
Berdasarkan umurnya, burung hantu bisa dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu :
  • Chick : Anakan burung yang masih memiliki bulu seperti kapas.
  • Brancher : Burung hantu muda yang sudah berbulu lengkap, tetapi belum mampu terbang.
  • Juvenile : Burung hantu muda yang sudah mampu berburu sendiri.
  • Mature : Burung hantu yang sudah berusia tua, biasanya sudah agak susah untuk dilatih.
Beberapa metode pelatihan burung hantu
Melatih burung hantu berbeda dari melatih burung pemangsa lainnya seperti elang dan falcon, sebab pelatihan hanya bisa dilakukan pada pagi dan sore hari saja, tidak bisa dilakukan siang hari.
Sebelum melatih, pastikan burung hantunya sudah jinak agar tidak merepotkan di kemudian hari. Proses penjinakan bisa dilakukan dengan meletakjan burung hantu dan tenggerannya di tempat ramai, seperti di ruang keluarga, ruang
televisi, di kamar kita, atau bahkan di samping tempat tidur.
Ada beberapa tahapan dalam melatih burung hantu, dan biasanya cara yang digunakan sesuai dengan urutan pelatihan agar burung cepat menerima materi pelatihan. Berikut ini beberapa metode pelatihan yang bisa diberikan :
1. Metode FOF
Setelah burung dirasa dekat dengan kita ( tidak takut lagi ), proses berikutnya adalah melatih burung hantu nangkring (bertengger ) di tangan kita. Untuk itu, diperlukan sarung tangan khusus (glove)agar tangan Anda tidak sakit karena kukunya yang panjang.
Sambil melatihnya bertengger, Anda bisa meletakkan makanan di tangan dan biarkan burung hantu memakannya hingga puas. Tujuannya adalah membuat burung hantu merasa nyaman di tangan. Proses ini dikenal dengan sebutan FOF atau feed on fist.
Video burung yang dilatih makan di atas tangan manusia.
2. Metode JTTF
PELATIHAN JTFF
PELATIHAN JTFF
Setelah burung akrab dengan tangan manusia, kini saatnya membiasakan dia   untuk terbang / lompat ke tangan. Caranya, letakkan burung hantu dengan jarak yang bertahap. Misalnya setengah meter, kemudian menyuruhnya untuk melompat ke tangan. Begitu seterusnya.
Jika sudah mahir, jarak bisa diperpanjang menjadi 1 meter. Dalam tahapan ini, kita harus memberikan aba-aba atau perintah baik dengan peluit atau melalui kata-kata, agar burung mengerti bahwa perintah itu adalah untuk bertengger di tangan atau glove. Jangan lupa, setiap kali burung berhasil melompat ke tangan kita, berikan makanan sebagai hadiahnya.
Metode ini bisa dikembangkan lagi, misalnya dengan cara menaruh burung di bawah lalu menyuruhnya melompat ke tangan secara vertikal. Dalam hal ini, pemilik harus berada lebih tinggi dari burung tersebut. Metode ini berguna untuk melatih otot burung bagian atas burung hantu.
3. Metode FTTF
PELATIHAN FTTF
PELATIHAN FTTF
Metode ini kelanjutan dari metode JTTF, di mana jarak yang digunakan lebih jauh, sehingga burung bukan lagi melompat tetapi terbang menghampiri Anda. Biasanya jarak yang digunakan diatur secara bertahap, mulai dari 2 meter hingga beberapa meter. Jangan lupa, setiap burung mau bertengger di tangan Anda, berikan reward berupa makanan.
Dengan pelatihan yang rutin setiap pagi dan sore hari, burung hantu akan cepat mengerti dan mudah dipanggil, baik melalui peluit atau kata-kata atau isyarat lainnya.
Itulah pelatihan dasar yang akan membentuk ikatan antara burung hantu dan pemiliknya. Jika sudah tercipta hubungan batin seperti itu, burung bisa diberikan pelatihan FF atau terbang bebas, di mana dia dibiarkan terbang bebas, lalu akan kembali kepada Anda begitu Anda mengeluarkan isyarat tangan atau memanggilnya dengan peluit atau kata-kata, sebagaimana yang sering Anda lakukan dalam pelatihan.
Untuk pelatihan ini, burung harus benar-benar sudah mengerti dan sudah menganggap Anda sebagai partner, sehingga kemungkinan burung terbang meninggalkan majikannya tidak akan terjadi. Sebab pada tahap ini, burung tidak lagi diperlengkapi dengan tali dan alat apapun yang mengikatnya, alias tidak menggunakan pengamanan.
LATIHAN TERBANG BEBAS
Latihan terbang bebas atau FF

Ular / Snake


 Ular adalah binatang reptil yang berkembang biak dengan cara bertelur. Ular dapat digolongkan menjadi
 2 jenis yaitu ular berbisa dan tak berbisa. Sebagian besar ular jenis berbisa menaklukan mangsanya
 dengan cara menggigitnya, dan bisa yang keluar dari taring ular tersebut yang akan melumpuhkan mangsa.
 Contoh jenis ular berbisa / beracun adalah ular kobra dan ular derik.

 Berbeda halnya dengan ular berbisa, ular yang tidak berbisa kebanyakan berukuran besar dan mereka
 melumpukan mangsanya dengan cara membelit tubuh mangsanya sampai lemas sebelum kemudian
 memangsa makanan mereka secara utuh. Ular Anakonda dan ular python adalah contoh ular terbesar dari
 jenis ular yang tidak mempunyai bisa atau racun.

Berikut ini adalah gambar berbagai jenis nama ular


  Ular Air Pelangi ( Enhydris Enhydris ).
gambar ular pelangi

  Ular Anakonda ( Eunectes Murinus ).
gambar ular terbesar anakonda

  Ular Babi / Kopi ( Elaphe Flavolineata ).
gambar ular babi

  Ular Bajing / Hijau Ekor Coklat ( Gonyosoma Oxycephalum ).
gambar ular bajing

* Ular Bandotan Puspo ( Vipera Russelli ).
* Ular Bangkai Laut ( Trimeresurus Albolabris ).
* Ular Birang ( Oligodon Octolineatus ).
* Ular Beaked Sea ( Enhydrina Schistosa ).

  Ular Black Mamba ( Dendroaspis Polylepis ).
gambar ular black mamba

* Ular Boomslang ( Dispholidus Typus ).
* Ular Cabai ( Maticora Intestinalis ).
* Ular Cecak ( Lycodon Capucinus ).
* Ular Cincin Mas ( Boiga Dendrophila ).
* Ular Coral ( Micrurus Fulvius ).
* Ular Death Adder ( Acanthopis Antarcticus ).

  Ular Derik / Rattle Snake ( Crotalus Cerastes ).
gambar ular beracun derik

* Ular Gadung ( Ahaetulla Prasina ).
* Ular Kadut Belang ( Homalopsis Buccata ).
* Ular Karung ( Acrochordus Javanicus ).
* Ular Kawat ( Rhamphotyphlops Braminus ).

  Ular Kepala Dua ( Cylindrophis Ruffus ).
gambar ular kepala dua

* Ular King Kobra / Anang ( Ophiophagus Hannah ).
* Ular Kisik / Lare Angon ( Xenochrophis Vittatus ).
* Ular Kobra / Sendok / Cobra ( Naja spp ) :
* Ular Malayan or Blue Krait ( Bungarus Kandidus ).
* Ular Olive Sea ( Aipysurus Laevis ).
* Ular Pelangi ( Xenopeltis Unicolor ).
* Ular Peraca ( P.Curtus ).
* Ular Picung / Wedudak / Red Necked Keelback ( Rhabdophis Subminiatus ).
* Ular Pucuk / Vive Snake ( Ahaetulla ).
* Ular Rumah / House Snake ( lycodon aulicus ).

  Ular Sanca Kembang ( Python Reticulatus ).
gambar ular terbesar tak beracun sanca kembang / python

* Ular Sanca Hijau ( Morelia Viridis ).
* Ular Sapi ( Zaocys Carinatus ).
* Ular Saw Scaled Viper ( Echis Carinatus ).
* Ular Serasah ( Sibynophis geminatus ).
* Ular Siput ( Pareas Carinatus ).
* Ular Taipan ( Oxyuranus Scutellatus ).

  Ular Tambang ( Dendrelaphis Pictus ).
gambar ular tambang

* Ular Tanah ( Calloselasma Rhodostoma ).
* Ular Terbang ( Chrysopelea Paradisi ).
* Ular Tikus / Jali / Kayu / Rat Snake ( Pytas Korros ).
* Ular Harimau / Tiger Snake ( Notechis Scutatus ).
* Ular Welang ( Bungarus Fasciatus ).

  Ular Weling ( Bungarus Candidus ).
gambar ular weling

Ular / Snake


 Ular adalah binatang reptil yang berkembang biak dengan cara bertelur. Ular dapat digolongkan menjadi
 2 jenis yaitu ular berbisa dan tak berbisa. Sebagian besar ular jenis berbisa menaklukan mangsanya
 dengan cara menggigitnya, dan bisa yang keluar dari taring ular tersebut yang akan melumpuhkan mangsa.
 Contoh jenis ular berbisa / beracun adalah ular kobra dan ular derik.

 Berbeda halnya dengan ular berbisa, ular yang tidak berbisa kebanyakan berukuran besar dan mereka
 melumpukan mangsanya dengan cara membelit tubuh mangsanya sampai lemas sebelum kemudian
 memangsa makanan mereka secara utuh. Ular Anakonda dan ular python adalah contoh ular terbesar dari
 jenis ular yang tidak mempunyai bisa atau racun.

Berikut ini adalah gambar berbagai jenis nama ular


  Ular Air Pelangi ( Enhydris Enhydris ).
gambar ular pelangi

  Ular Anakonda ( Eunectes Murinus ).
gambar ular terbesar anakonda

  Ular Babi / Kopi ( Elaphe Flavolineata ).
gambar ular babi

  Ular Bajing / Hijau Ekor Coklat ( Gonyosoma Oxycephalum ).
gambar ular bajing

* Ular Bandotan Puspo ( Vipera Russelli ).
* Ular Bangkai Laut ( Trimeresurus Albolabris ).
* Ular Birang ( Oligodon Octolineatus ).
* Ular Beaked Sea ( Enhydrina Schistosa ).

  Ular Black Mamba ( Dendroaspis Polylepis ).
gambar ular black mamba

* Ular Boomslang ( Dispholidus Typus ).
* Ular Cabai ( Maticora Intestinalis ).
* Ular Cecak ( Lycodon Capucinus ).
* Ular Cincin Mas ( Boiga Dendrophila ).
* Ular Coral ( Micrurus Fulvius ).
* Ular Death Adder ( Acanthopis Antarcticus ).

  Ular Derik / Rattle Snake ( Crotalus Cerastes ).
gambar ular beracun derik

* Ular Gadung ( Ahaetulla Prasina ).
* Ular Kadut Belang ( Homalopsis Buccata ).
* Ular Karung ( Acrochordus Javanicus ).
* Ular Kawat ( Rhamphotyphlops Braminus ).

  Ular Kepala Dua ( Cylindrophis Ruffus ).
gambar ular kepala dua

* Ular King Kobra / Anang ( Ophiophagus Hannah ).
* Ular Kisik / Lare Angon ( Xenochrophis Vittatus ).
* Ular Kobra / Sendok / Cobra ( Naja spp ) :
* Ular Malayan or Blue Krait ( Bungarus Kandidus ).
* Ular Olive Sea ( Aipysurus Laevis ).
* Ular Pelangi ( Xenopeltis Unicolor ).
* Ular Peraca ( P.Curtus ).
* Ular Picung / Wedudak / Red Necked Keelback ( Rhabdophis Subminiatus ).
* Ular Pucuk / Vive Snake ( Ahaetulla ).
* Ular Rumah / House Snake ( lycodon aulicus ).

  Ular Sanca Kembang ( Python Reticulatus ).
gambar ular terbesar tak beracun sanca kembang / python

* Ular Sanca Hijau ( Morelia Viridis ).
* Ular Sapi ( Zaocys Carinatus ).
* Ular Saw Scaled Viper ( Echis Carinatus ).
* Ular Serasah ( Sibynophis geminatus ).
* Ular Siput ( Pareas Carinatus ).
* Ular Taipan ( Oxyuranus Scutellatus ).

  Ular Tambang ( Dendrelaphis Pictus ).
gambar ular tambang

* Ular Tanah ( Calloselasma Rhodostoma ).
* Ular Terbang ( Chrysopelea Paradisi ).
* Ular Tikus / Jali / Kayu / Rat Snake ( Pytas Korros ).
* Ular Harimau / Tiger Snake ( Notechis Scutatus ).
* Ular Welang ( Bungarus Fasciatus ).

  Ular Weling ( Bungarus Candidus ).
gambar ular weling

Ular / Snake


 Ular adalah binatang reptil yang berkembang biak dengan cara bertelur. Ular dapat digolongkan menjadi
 2 jenis yaitu ular berbisa dan tak berbisa. Sebagian besar ular jenis berbisa menaklukan mangsanya
 dengan cara menggigitnya, dan bisa yang keluar dari taring ular tersebut yang akan melumpuhkan mangsa.
 Contoh jenis ular berbisa / beracun adalah ular kobra dan ular derik.

 Berbeda halnya dengan ular berbisa, ular yang tidak berbisa kebanyakan berukuran besar dan mereka
 melumpukan mangsanya dengan cara membelit tubuh mangsanya sampai lemas sebelum kemudian
 memangsa makanan mereka secara utuh. Ular Anakonda dan ular python adalah contoh ular terbesar dari
 jenis ular yang tidak mempunyai bisa atau racun.

Berikut ini adalah gambar berbagai jenis nama ular


  Ular Air Pelangi ( Enhydris Enhydris ).
gambar ular pelangi

  Ular Anakonda ( Eunectes Murinus ).
gambar ular terbesar anakonda

  Ular Babi / Kopi ( Elaphe Flavolineata ).
gambar ular babi

  Ular Bajing / Hijau Ekor Coklat ( Gonyosoma Oxycephalum ).
gambar ular bajing

* Ular Bandotan Puspo ( Vipera Russelli ).
* Ular Bangkai Laut ( Trimeresurus Albolabris ).
* Ular Birang ( Oligodon Octolineatus ).
* Ular Beaked Sea ( Enhydrina Schistosa ).

  Ular Black Mamba ( Dendroaspis Polylepis ).
gambar ular black mamba

* Ular Boomslang ( Dispholidus Typus ).
* Ular Cabai ( Maticora Intestinalis ).
* Ular Cecak ( Lycodon Capucinus ).
* Ular Cincin Mas ( Boiga Dendrophila ).
* Ular Coral ( Micrurus Fulvius ).
* Ular Death Adder ( Acanthopis Antarcticus ).

  Ular Derik / Rattle Snake ( Crotalus Cerastes ).
gambar ular beracun derik

* Ular Gadung ( Ahaetulla Prasina ).
* Ular Kadut Belang ( Homalopsis Buccata ).
* Ular Karung ( Acrochordus Javanicus ).
* Ular Kawat ( Rhamphotyphlops Braminus ).

  Ular Kepala Dua ( Cylindrophis Ruffus ).
gambar ular kepala dua

* Ular King Kobra / Anang ( Ophiophagus Hannah ).
* Ular Kisik / Lare Angon ( Xenochrophis Vittatus ).
* Ular Kobra / Sendok / Cobra ( Naja spp ) :
* Ular Malayan or Blue Krait ( Bungarus Kandidus ).
* Ular Olive Sea ( Aipysurus Laevis ).
* Ular Pelangi ( Xenopeltis Unicolor ).
* Ular Peraca ( P.Curtus ).
* Ular Picung / Wedudak / Red Necked Keelback ( Rhabdophis Subminiatus ).
* Ular Pucuk / Vive Snake ( Ahaetulla ).
* Ular Rumah / House Snake ( lycodon aulicus ).

  Ular Sanca Kembang ( Python Reticulatus ).
gambar ular terbesar tak beracun sanca kembang / python

* Ular Sanca Hijau ( Morelia Viridis ).
* Ular Sapi ( Zaocys Carinatus ).
* Ular Saw Scaled Viper ( Echis Carinatus ).
* Ular Serasah ( Sibynophis geminatus ).
* Ular Siput ( Pareas Carinatus ).
* Ular Taipan ( Oxyuranus Scutellatus ).

  Ular Tambang ( Dendrelaphis Pictus ).
gambar ular tambang

* Ular Tanah ( Calloselasma Rhodostoma ).
* Ular Terbang ( Chrysopelea Paradisi ).
* Ular Tikus / Jali / Kayu / Rat Snake ( Pytas Korros ).
* Ular Harimau / Tiger Snake ( Notechis Scutatus ).
* Ular Welang ( Bungarus Fasciatus ).

  Ular Weling ( Bungarus Candidus ).
gambar ular weling

REPTILIA




OPO YO HEWAN MELATA - REPTIL KUWI 

Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. 
  • Reptil adalah hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru atau pulmo 
  • Dari segi evolusinya reptilian berasal dari amphibi dan selanjutnya reptilian akan terjadi burung dan mamalia (history evolusinya)
  • Pada zaman mesozoik reptilian merupakan kelompok vertebrata yang dominant.
  • Beberapa anggota reptilian baru muncul pada akhir periode trias, tetapi beberapa anggota yang lain lenyap pada masa itu juga.
Dibandingkan dengan amphibi reptilia terbilang lebih maju hidup didarat. ( urutannya kan P-A-R-A-M) 
Hal ini dikarenakan:


  1. Adanya cangkang pada telur dan adanya amnion pada embrio sehingga menjamin perlindungan terhadap bahaya kekeringan pada telur-telur yang diletakkan didarat.  Telur  yang demikian dalam herpetologi disebut amniotik --------> amfibi tidak pernah sukses hidup di darat karena terlurnya harus diletakkan di air untuk emncegah kekeringan. berbeda dengan kelas ini yang sudah memiliki lapisan amnion sebagai lapisan yang penuh dengan cairan 
  2. Kulit kering ------> amfibi memiliki kulit yang lembab dan harus tinggal di tempat yang lembab untuk mecegah kekeringan.  kulit pada reptil benar-benar kering dan kulit kedap air. lapisan sisik yang terbuat dari keratin berfungsi menyelubungi seluruh tubuh kecuali mata agar mencegah kehilangan air dari dalam tubuh
  3. Pernafasan dada ------> bernafas dengan cara menindih tenggorokan untuk memompa udara ke paru-paru
  4. Peredaran darah ganda dengan 4 ruangan jantung  dimana pada atriumnya masih campur karena adanya faromen panizae
  5. sebagian besar bersifat poikiloterm (suhu tubuh fluktuatif 
  6. ovipar dan ovovivipar fertilisasi internal 
  7. Sisik epidermis yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh fisik (misal luka) dan juga sebagai pelindung terhadap kekeringan
  8. Selain itu reptilia merupakan binatang merayap yang tubuhnya ditutupi oleh kulit (Kadang-kadang sebagai sisik) dari zat tanduk. Kulit atau sisik tidak berlendir karena sangat sedikit mempunyai kelenjar pada kulit
Gambaran Umum
Ciri-ciri hewan reptilia adalah seperti berikut :
  • Bertulang belakang maka dikelompokkan dalam sub Phyllum Vertwbrata
  • Kulit bersisik kering.
  • Bernafas dengan paru-paru.
  • Biasanya bertelur dan telur bercangkang keras.yang kemudian dikenal dengan Ovovivipar
  • Beberapa reptilia mempunyai empat kaki dan beberapa lagi tidak berkaki.
  • Poikilotermis (Berdarah dingin) : Suhu badan berubah mengikut suhu disekitarnya. 
  • Karena reptilia berdarah dingin, maka mereka tidak dapat mengontrol suhu badan mereka.
  • Hewan reptilia mempunyai kulit yang bersisik yang terdiri dari selaput bertulang atau bergading
  • Mempunyai kaki yang pendek atau tidak mempunyai kaki langsung.
  • Kebanyakan reptilia bertelur (oviparous)
  • Walaupun beberapa adalah (ovoviviparous), menyimpan telur di dalam perut induknya sampai menetas.
TELUR


  • Telur reptilia mempunyai kuning telur berzat dan kulit telur yang kuat seperti kulit.
  • Telur dieramkan di dalam sarang yang berbentuk seperti gua atau lubang yang tertutup dedaunan seperti buaya atau ular, maupun dalam tanah seperti penyu.
  • Reptilia tidak mempunyai tingkat larva, seperti amphibia.
  • Telur reptilia juga mempunyai kulit yang kuat dan tidak diselaputi gel. Terdapat 5000-6000 spesies reptilia dalam empat ordo dan tiga sub-kelas.
Beberapa sistem yang terjadi pada reptilia:
Sistem Pencernaan
Pada sistem pencernaan dibedakan antara
  1. Tractus digestivus ( Saluran pencernaan )
  2. Glandula digestoria.( Kelenjar pencernaan)
TRACTUS DIGESTIVUS 
Tractus Digesntivum Terdiri dari:
  1. Cavum oris (mulut)
  2. Pharynx (pangkal kerongkongan)
  3. Oesophagus (Kerongkongan)
  4. vetriculus (Lambung)
  5. Intestinum Tenue ( Usus Halus) : Duodenum . Yeyenum , Illeum
  6. Coecum ( Usus buntu)
  7. Intestinum Crassum (Usus besar)
  8. Cloaca.
 
  • Didalam cavum oris terdapat dentes yang berbentuk canus.
  • Dentes ini berbentuk pleurodont, artinya menempel pada sisi samping gingiva, sedikit melengkung ke arah medial cavum oris.
  • Pada mabouya tidak kita jumpai dentes palatini.
  • Selain itu dalam cavum oris terdapat lingua yang berpangkal pada Os hyldeum di sebelah caudal cavum oris, ujungnya bersifat befida.
  • Ventriculus pada mabouya ini berdinding musular yang tebal dari bentuk cylindris.
  • Intestinum crassum berfungsi sebagai rectum.
  • Cecum merupakan batas antara instestinum tenve dan intestinum crassum.

Glandula digestaria

  • Glandula digestariaTerdiri dari
  1. Hepar
  2. Pancreas
  3. Vesica fellea (Empedu) yang dihasilkan oleh hepar ditampung kantong yang disebut vesica fellea.
  • Hepar terdiri atas 2 lobi, yaitu sinister dan dexter dan berwarna coklat kemerahan.
  • Vesica fellea terletak pada tepi coudal lobus dexter hepatis.
  • Pancreas terletak dalam suatu lengkung antara ventriculus dan duodenum.
  • Ductus cysticus dari vesica fellea menuju jaringan pancreas bergabung dengan ductulli pancreatici, kemudian keluar menjadi satu ductus yang besar disebut hepato-pancreaticus atau ductus choledochus yang bermuara pada duodenum.
  • Ventriculus terikat pada dinding tubuh dengan perantaraan suatu alat penggantung yang disebut mesogastrium.
  • Kemudian alat penggantung instestinum tenue disebut mesenterium,
  • Alat penggantung intestinum crassum (rectum) disebut mesorectum.
  • Antara permukaan dorsal hepar dan ventriculus terdapat suatu lipatan tipis yaitu omentum gastrohepaticum.
  • Omentum ini memanjang ke caudal disebut omentum duodeno-hepaticum yang menghabungkan hepar dengan duodenum.

Sistem Respirasi

  • Umumnya reptilia mempunyai trachea yang panjang dimana dindingnya dilengkapi oleh sejumlah cincin cartilago.
  • Larinx terletak di ujung anterior trachea. Dinding larinx ini dilengkapi oleh cartilago cricoida dan cartilago anytenoidea.
  • Kearah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus kanan dan bronchus kiri, yang masing-masing menuju ke pulmo kanan dan pulmo kiri.
  • Bentuk Pulmo lacertilia dan ophidia reptilia relatif sederhana. Pada beberapa reptilia, bagian internal pulmo terbagi tidak sempurna dan menjadi 2 bagian, yaitu bagian anterior berdinding saccuter sedang bagian posterior berdinding licin, tidak vasculer dan berfungsi terutama untuk reservoir. Pada ular umumnya pulmo mempunyai lekukan-lekukan yang asymetris, dan pulmo kanan selalu sangat pamang.
  • Sistem respirasi pada mabounya seperti ini sudah setingkat lebih tinggi bila dibandingkan dengan respirasi rana Sp. Rana Sp tidak mempunyai trachea sedang Mabouya Sp. mempunyai trachea.
  • Reptilia bernapas menggunakan paru-paru. Gas O2 dalam udara masuk melalui lubang hidung => rongga mulut => anak tekak => trakea yang panjang => bronkiolus dalam paru-paru. Dari paru-paru, O2 diangkut darah menuju seluruh jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung untuk dikeluarkan melalui paru-paru => bronkiolus => trakea yang panjang => anak tekak => rongga mulut => lubang hidung. Pada Reptilia yang hidup di air, lubang hidung dapat ditutup ketika menyelam.
     
EKSKRESI
  • Sistem ekskresi pada reptil berupa ginjal, paru-paru,kulit dan kloaka.
  • Kloaka merupakan satu-satunya lubang untuk mengeluarkan zat-zat hasil metabolisme.
  • Reptil yang hidup di darat sisa hasil metabolismenya berupa asam urat yang dikeluarkan dalam bentuk bahan setengah padat berwarna putih.
Sistem Peredaran darah
  • Terdiri dari 2 atria, yaitu atrium dextrum dan sinistrum, 2 ventriculus yaitu ventriculus dexter serta ventriculus sinister, dan sinus venosus.
  • Atrium dextrum dipisah dengan atrium sinistrum oleh septum atriarum. Antara atrium dan ventriculus ada sekat yang disebut apertura atriovenricularis dengan katup valvula atrioventricularis.
  • Ventriculus dexter dipisah dari ventriculus sinister oleh septum ventriculorum ialah tidak sempurna sehingga darah di ventriculus dexter dan sinister untuk sebagian masih tercampur.
  • Dari ventriculus dexter keluar areus aortae sinister yang membelok ke kiri, dan arteria pulmanalis yang bercabang dua masing-masing ke pulmo. Dari ventruculus sinister keluar arcus aortae dexter yang membelok ke kanan dan mempercabangkan sebuah arteria yang berjalan ke arah cranial yaitu arteria carotis communis. Arteria carotis communis ini akan bercabang dua menjadi arteria carotis communis dexter dan sinister yang masing-masing baik dexter maupun sinister akan bercabang lagi menjadi arteria carotis externa dan interna.
  • Arteria carotis communis interna kiri akan membuat suatu hubungan dengan arcus aortae sinister. Arcus aortae dexter dan sinister, masing-masing berjalan ke caudal dan keduanya bertemu di medial untuk menjadi satu pembuluh yang besar disebut aorta dorsalis.
  • Sebelum kedua arcus aortae ini bertemu, arcus aortae dexter terlebih dulu mempercabangkan arteria esophagus yang menuju ke esophagus, kemudian juga mempercabangkan arteria subelavia dexta dan sinistra yang menuju ke extremitas anterior.
  • Sinus venosus menerima darah dari vanae besar, ialah vena cova superior dexta dan sinistra, dan vena cava inferior yang datang dari bagian caudal tubuh setelah menerima vena hepatica terlebih dulu. Dari sinus venosus darah kemudian menuju ke atrium dextrum. Yang masuk ke atrium sinistrum ialah vanae pulmonalis yang berisi darah arterial dari pulmo.
Sistem Reproduksi
Jenis Jantan
  • Memiliki alat kelamin khusus : HEMIPENIS
  • Sepasang testis
  • Memiliki epididimis
  • Memiliki vas deferens
Jrnis Betina
  • Memiliki sepasang ovarium
  • Memiliki saluran telur (oviduk)
  • Berakhir pada saluran kloaka
  • Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal).
  • Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal.
  • Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya.
  • Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur.
  • Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium.
  • Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka.
  • Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis.
  • Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis.
  • Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet.
  • Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.
  • Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air.
  • Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah.
  • Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya.
  • Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah.
  • Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.
KLASIFIKASI 
  • Klasifikasi reptil, pada awalnya didasarkan atas arsitektur tengkoraknya.
  • Formulasi ini dikemukakan oleh Osborn tahun 1903, yaitu ditunjukkan dengan adanya ciri-ciri tengkorak: anapsid, diapsid, synapsid (parapsid).
  • Sekarang klasifikasi reptil tersebut telah banyak berubah, dan dibagi menjadi 4 ordo
ORDO REPTILIA meliputi
  1. Testudinata
  2. Rhynchocephalia
  3. Squamata
  4. Crocodilia.
Ordo Testudinata
1. Ordo Testudinata
Terdiri dari dua subordo:
  • Subordo Cryptodira
  • Subordo Pleurodira
Subordo Cryptodira
  • Subordo Cryptodira merupakan kura-kura darat, semi akuatik dan ada pula yang akuatik.
  • Keistimewaan dari anggota subordo ini adalah kepalanya dapat ditarik ke dalam cangkang membentuk huruf S, mempunyai 12 sisik plastral, dan 9-8 tulang plastral.
  • Pada sebangsa kura-kura, jumlah sisik, keping maupun susunan tulang sangat penting artinya terutama dalam mengidentifikasi jenisnya
  • Karapaks Subordo Cryptodira bermacam-macam, mulai dari tipis hingga tebal, dengan warna dan bentuk yang bermacam-macam pula (cembung, kotak, bulat, tebal) sesuai dengan lingkungan hidup masing-masing jenisnya.
Subordo Cryptodira dibagi dalam beberapa super family diantaranya : 
  1. Superfamilia Testudinoidea meliputi 3 family yaitu : Geoemydidae , Emydidae
  2. Superfamilia Trionychoidea
  3. Superfamilia Chelonioidea
Superfamilia Testudinoidea
Famili Geoemydidae
  • Fosilnya anggota famili ini banyak ditemukan pada Jaman Krestasea Atas di Eropa. 
  • Dulunya Geoemydidae atau lebih dikenal sebagai Bataguridae dianggap sebagai satu suku dengan suku kura–kura air tawar Amerika Selatan. 
  • Anggota yang terbesar, yaitu Bajuku atau Biuku, yang berada di Sumatera dan Kalimantan dapat mencapai 1170 mm. 
  • Adapun jenis-jenis anggota famili ini yang ada di indonesia antara lain 
  1. Batagur baska
  2. Callagur borneoensis
  3. Geoemyda japonica
  4. Malayemys subtrijuga
  5. Notochelys platinota
  6. Orlitia borneensis
  7. Siebenrockiella crassicollis
  8. Coura amboinensis
  9. Cyclemys dentata 
  10. Heosemys spinosa.
Famili Testudinidae
  • Famili ini memiliki banyak anggota, yang paling terkenal terdapat di Kepulauan Galapagos dan Kepulauan Secheyles. 
  • Pada kedua kepulauan tersebut mereka dikenal sebagai kura–kura purba dan kura-kura raksasa. 
  • Di Indonesia fosilnya hewan ini dijumpai di Jawa, Flores, Timor dan Sulawesi. 
  • Kura–kura Kuning di Sulawesi dan Baning yang terdapat di hutan–hutan Sumatera dan Kalimantan merupakan kerabat kedua anggota famili di Kepulauan Galapagos dan Kepulauan Secheyles yang masih hidup di Indonesia. 
  • Di Asia Tenggara terdapat tiga genus yaitu
  1. Indotestudo 
  2. Manouria yang keduanya masih hidup dan diwakili oleh satu jenis saja di Indonesia
  3. Geochelone yang ditemui dalam bentuk fosil di Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara.
Geochelone  
Contohnya 
  1. Geochelone gigantean
  2. Testudo hermanii
  3. Testudo elephantopus
Famili Emydidae
  • Sebagian besar anggota famili ini merupakan kura-kura semiakuatik. 
  • Ada beberapa jenis yang hidup di air laut ( Malaclemys terrapin), ada yang hidup di darat (beberapa spesies Terrapene) dan ada yang sepenuhnya akuatik( Terrapene coabuila). 
  • Sebagaian besar merupakan omnivora akan tetapi terdapat beberapa jenis yang murni karnivora ( misalnya genus Emydoidea dan Deirochelys). 
  • Anggota famili ini mempunyai cangkang yang keras. 
  • Terdiri dari 12 genera dan kurang lebih 39 spesies. 
  • Di indonesia, beberapa jenis kura-kura anggota famili ini merupakan hewan import yang diperdagangkan bebas, misalnya Trachemys scripta ( kura-kura brazil).
Superfamilia Trionychoidea
  1. Famili Carettochelydae
  2. Famili Trionychidae
  3. Famili Kinosternidae
  4. Famili Dermatemydidae
  • Kura-kura ini memiliki penyebaran paling luas di dunia. Terdapat diseluruh benua, kecuali Australia yang hanya berupa fosil saja. 
  • Tiap genus dari suku ini hanya memiliki satu sampai tiga anggota saja yang dapat dibedakan dengan mudah dari perisainya yang berasal dari tulang rawan dan ekornya yang agak panjang. 
  • Pada beberapa jenis, kaki belakangnya dapat disembunyikan dalam suatu katub perisai. 
  • Lehernya relatif panjang, sehingga kepalanya hampir dapat mencapai bagian belakang tubuhnya. 
  • Lubang hidungnya terletak pada ujung moncong yang kecil dan pendek. 
  • Ukurannya dapat mencapai panjang satu meter, dengan berat satu kuintal. 
Adapun beberapa jenis anggota super famili ini yang berada di indonesia adalah 
  1. Amyda cartilaginea (bulus)
  2. Dogania subplana ( labi-labi hutan)
  3. Pelodiscus sp
  4. Chitra chitra (manlai/labi-labi bintang)
  5. Pelochelys bibroni ( labi-labi irian)
  6. Pelochelys cantori ( antipa/labi-labi raksasa)
  7. Charettochelys insculpta ( moncong babi).
Superfamilia Chelonioidea


Famili Cheloniidae
  • Famili ini dapat dibedakan dengan famili lainnya dengan dua ciri khas yakni adanya keping inframarginal yang menghubungkan perisai perut dan perisai punggung dan juga kaki yang berbentuk dayung. 
  • Kaki depannya umumnya hanya mempunyai satu cakar, bila ada cakar kedua biasanya berukuran sangat kecil.
  • Hewan jantan biasanya memiliki cakar depan dan ekor yang lebih panjang. 
  • Ia mempunyai lubang hidung yang terletak agak dekat permukaan atas tengkorak untuk memudahkan mengambil udara untuk bernafas
  • Semua anggota Famili Cheloniidae hidup di laut tropik, subtopik, terkadang ada di daerah dengan iklim temperate. 
  • Penyu ini tersebar luas di samudra-samudra di seluruh dunia. 
  • Dari tujuh spesies anggota famili ini, enam diantaraya ditemuan di Indonesia. 
Adapun contoh spesies anggota famili ini antara lain
  1. Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea)
  2. Penyu Sisik ( Eretmochelys imbricata)
  3. Penyu hijau (Chelonia mydas)
  4. Penyu tempayan (Caretta caretta)
  • Perkawinan terjadi di laut, karenanya hewan yang jantan tidak pernah naik ke daratan, hanya yang betina saja yang naik untuk bertelur
Famili Dermochelyidae
  • Satu-satunya anggota dari famili ini yang masih tersisa adalah Penyu Belimbing. 
 
  • Penyu ini mempunyai persebaran yang luas, hingga ke daerah beriklim dingin. 
Ciri–ciri penyu belimbing Dermochelys coriacea.) adalah 
  1. warna tubuh hitam sampai abu–abu kehijauan
  2. kaki tidak bercakar dan perisai ditutupi oleh kulit sebanyak tujuh lipatan memanjang dan berbintik putih tanpa keping yang jelas. 
  3. Penyu ini dapat dengan mudah dibedakan dengan ciri perisainya yang dibentuk oleh tulang–tulang kecil yang tertanam dibawah kulit yang tersusun dalam tujuh baris yang membentuk lunas pada perisai punggungnya. 
  4. Perisai perutnya pun tersusun sedemikian rupa sehingga terdapat dua baris yang rapat bersebelahan. 
  5. Anakannya berwarna hitam dengan bagian bawahnya berwarna coklat 
Subordo Pleurodira
Sub-ordo Pleurodira merupakan kura-kura akuatik dengan ciri memiliki leher yang panjang. Kepalanya dapat dilipat ke samping badan namun tidak dapat ditarik ke dalam tempurungnya. Karapaks biasanya berbentuk oval dan berwarna gelap, memiliki 13 sisik plastral dan 9-11 tulang plastral. Pelvisnya bersatu dengan tempurung/cangkang. Merupakan hewan karnivora, pemakan siput, kura-kura, dan amphibi (Zug, 1993).
Subordo Pleurodira dibagi menjadi 3 Famili yaitu:
  1. famili Chelidae
  2. famili Pelomedusidae
  3. famili Podocnemididae
Contoh dari Subordo Pleurodira antara lain : Chelodina oblonga, Eydura subglobosa (Famili Chelidae), dan Pelomedusa subrufa (Famili Pelomedusidae)
Famili Chelidae
  • Famili ini terdiri dari kurang lebih 17 genus dan 54 spesies. 
  • Famili ini dapat dikenali dari lehernya yang tidak dapat dimasukkan ke dalam perisainya, dan bagian perisainya mempunyai keping intergular. 
  • Famili ini dianggap lebih primitif daripada kura–kura yang dapat menyembunyikan lehernya dalam perisai. 
  • Diperkirakan nenek moyangnya telah ada sejak 223 juta tahun yang lalu, berdasarkan fosil–fosil dari Genus Chelodina, Elseya, dan Emydura. 
  • Genus Chelodina dikenali dari kaki depan dengan empat kuku, keping intergular yang tidak berhubungan dengan tepi perisai yang relatif panjang. 
Genus ini dibagi menjadi dua, yakni 
  1. kura–kura dengan leher panjang dan kepala yang juga relatif panjang 
  2. kura–kura dengan panjang leher sedang dan kepala relatif pendek dan lebih besar
Ordo Rhynchocephalia
  • Merupakan kelompok reptile primitive yang kadang-kadang disebut sebagai fosil hidup. 
  • Bentuk tubuhnya mirip anggota-anggota lacertilian pada umumnya, tetapi berbeda dengannya terutama karena tengkoraknya bersifat diosit(mempunyai 2 cekungan di daerah temporal).
  • Gigi-gigi terdapat pada prunaicilla, maxilla, palatinum, dan dentale. 
  • Tulang-tulang gostralia(tulang-tulang perut) berkembang baik. 
  • Celah kloaka melintang. 
  • Diatap kepala terdapat mata parietal dengan lensa dan retina. 
  • Pada hewan muda, mata parietal tampak lebih jelas karena kulit yang menutupnya bening, tetapi pada saat dewasa kulit tersebut menebal. 
  • Alat ini di duga peka terhadap panas dan cahaya. 
  • Ordo ini mencakup satu familia, yaitu Sphenodontidae dengan spesies Sphenodon punctatus.
Sphenodon punctatus ( Tuatara )
Ordo Squamata
  • Adapun ciri-ciri umum anggota ordo Squamata antara lain tubuhnya ditutupi oleh sisik yang terbuat dari bahan tanduk. 
  • Sisik ini mengalami pergantian secara periodik yang disebut molting. 
  • Sebelum mengelupas, stratum germinativum membentuk lapisan kultikula baru di bawah lapisan yang lama.
  • Pada Subordo Ophidia, kulit/ sisiknya terkelupas secara keseluruhan, sedangkan pada Subordo Lacertilia, sisiknya terkelupas sebagian. 
  • Bentuk dan susunan sisik-sisik ini penting sekali sebagai dasar klasifikasi karena polanya cenderung tetap. 
  • Pada ular sisik ventral melebar ke arah transversal, sedangkan pada tokek sisik mereduksi menjadi tonjolan atau tuberkulum. 
  • Anggota squamata memiliki tulang kuadrat, memiliki ekstrimitas kecuali pada Subordo Ophidia, Subordo Amphisbaenia, dan beberapa spesies Ordo Lacertilia. 
  • Perkembangbiakan ordo squamata secara ovovivipar atau ovipar dengan vertilisasi internal. 
  • Persebaran Squamata sangat luas, hampir terdapat di seluruh dunia kecuali Arktik, Antartika, Irlandia, Selandia Baru, dan beberapa pulau di Oceania.
Ordo Squamata dibedakan menjadi 2 sub ordo yaitu :
  1. Subordo Lacertilia/ Sauria
  2. Subordo Serpentes/ Ophidia  
Subordo Lacertilia/ Sauria
  • Subordo Lacertilia umumnya adalah hewan pentadactylus dan bercakar, dengan sisik yang bervariasi. 
  • Sisik tersebut terbuat dari bahan tanduk namun ada pula yang sisiknya termodifikasi membentuk tuberkulum. 
  • Dan sebagian lagi menjadi spina. 
  • Sisik-sisik ini dapat mengelupas. 
  • Pengelupasannya berlangsung sebagian dalam artian tidak semua sisik mengelupas pada saat yang bersamaan
  • Ciri lain yang membedakan dari Subordo Ophidia adalah rahang bawahnya yang bersatu pada rahang atas pada bagian yang disebut satura. 
  • Selain itu pada Lacertilia mereka memiliki kelopak mata dan lubang telinga. 
  • Selain itu pada beberapa anggota Subordo Lacertilia, ada yang dapat melepaskan ekornya. Contohnya pada Mabouya sp
  • Lidah Lacertilia panjang dan adapula yang bercabang. 
  • Pada beberapa spesies lidah ini dapat ditembakkan untuk menangkap mangsa seperti pada Chameleon sp.
Dari kesemua famili anggota lacertilia, terdapat 4 famili yang ada di indonesia, yaitu 
  1. Agamidae
  2. Gekkonidae
  3. Scincidae
  4. Varanidae.
Agamidae
  • Famili ini memiliki ciri badan pipih, tubuhnya ditutup sisik bentuk bintil atau yang tersusun seperti genting, demikian pula dengan kepalanya penuh tertutup sisik. 
  • Lidahnya pendek, tebal, sedikit berlekuk di ujung serta bervilli. 
  • Jari-jarinya kadang bergerigi atau berlunas 
  • Tipe gigi acrodont.Pada Draco volans memiliki pelebaran tulang rusuk dengan lipatan kulit. 
  • Habitatnya di pohon dan semak.
Scincidae
  • Ciri umum dari famili ini adalah badannya tertutup oleh sisik sikloid yang sama besar, demikian pula dengan kepalanya yang tertutup oleh sisik yang besar dan simetris. 
  • Lidahnya tipis dengan papilla yang berbentuk seperti belah ketupat dan tersusun seperti genting. 
  • Tipe giginya pleurodont. 
  • Matanya memiliki pupil yang membulat dengan kelopak mata yang jelas. 
  • Ekornya panjang dan rapuh. 
  • Contoh spesies famili ini adalah Mabouya multifasciata.
Varanidae
  • Ciri dari famili ini adalah badannya yang besar dengan sisik yang bulat di bagian dorsalnya sedang di bagian ventral sisik melintang dan terkadang terdapat lipatan kulit di bagian leher dan badannnya. 
  • Lehernya panjang dengan kepala yang tertutup oleh sisik yang berbentuk polygonal. 
  • Lidahnya panjang bercabang dan tipe giginya pleurodont. 
  • Pupil matanya bulat dengan kelopak dan lubang telinga yang nyata
  • Anggota famili ini yang terbesar adalah komodo (Varanus komodoensis ) yang panjangnya dapat lebih dari 3 meter. 
  • Komodo persebarannya terbatas di beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara. 
Suku varanidae terdiri dari dua kelompok yang sedikit berbeda, 
  1. Marga Varanus yang besar ( lebih dari 35 spesies di seluruh dunia)
  2. Marga Lanthanous yang sejauh ini berisi spesies tunggal L. Borneensis yang bersalah dari kalimantan. 
  • Marga Lanthanous ini merupakan biawak yang bertubuh kecil dan tanpa lubang telinga.
Gekkonidae
  • Gekkonidae banyak ditemukan di iklim yang hangat.
  • Memiliki keunikan yang berbeda dengan famili yang lain dari vokalisasinya, ketika bersosialisasi dengan gecko yang lain. 
  • Kebanyakan gecko tidak mempunyai kelopak mata, melainkan matanya dilapisi membrane transparan yang dibersihkan dengan cara dijilat. 
  • Banyak spesies anggota gekkonidae yang memiliki jari khusus yang termodifikasi untuk memudahkannya memanjat permukaan vertikal maupun melewati langit-langit dengan mudah
  • Kebanyakan gecko berwarna gelap namun ada pula yang berwarna terang. 
  • Beberapa spesies dapat mengubah warna kulitnya untuk membaur dengan lingkungannya ataupun dengan temperature lingkungannya. 
  • Beberapa spesies dapat melakukan parthenogenesis dan juga beberapa spesies betina dapat berkembang biak tanpa pembuahan.

Subordo Serpentes/ Ophidia


Subordo serpentes dikenal dengan keunikannya yaitu merupakan Reptilia yang seluruh anggotanya tidak berkaki (kaki mereduksi) dari ciri-ciri ini dapat diketahui bahwa semua jenis ular termasuk dalam subordo ini. Ciri lain dari subordo ini adalah seluruh anggoanya tidak memiliki kelopak mata. Sedangkan fungsi pelindung mata digantikan oleh sisik yang transparan yang menutupinya. Berbeda dengan anggota Ordo Squamata yang lain, pertemuan tulang rahang bawahnya dihubungkan dengan ligament elastis (Zug, 1993).

Keunikan lain yang dimiliki oleh subordo ini adalah seluruh organ tubuhnya termodifikasi memanjang. Dengan paru-paru yang asimetris, paru-paru kiri umumnya vestigial atau mereduksi. Memiliki organ perasa sentuhan (tactile organ) dan reseptor yang disebut Organ Jacobson ada pula pada beberapa jenis yang dilengkapi dengan Thermosensor. Ada sebagian famili yang memiliki gigi bisa yang fungsinya utamanya untuk melumpuhkan mangsa dengan jalan mengalirkan bisa ke dalam aliran darah mangsa (Zug, 1993).
Ada 4 tipe gigi yang dimiliki Subordo Serpentes, yaitu :
  1. Aglypha : tidak memiliki gigi bisa. Contohnya pada Famili Pythonidae, dan Boidae.
  2. Proteroglypha : memiliki gigi bisa yang terdapat di deretan gigi muka (bagian depan). Contohnya pada Famili Elapidae dan Colubridae.
  3. Solenoglypha : memiliki gigi bisa yang bisa dilipat sedemikian rupa pada saat tidak dibutuhkan. Contohnya pada Famili Viperidae.
  4. Ophistoglypha : memiliki gigi bisanya yang terdapat di deretan gigi belakangnya. Contohnya pada Famili Hydrophiidae
Sedangkan untuk bisa ular, terdapat 3 jenis bisa yang digunakan untuk melumpuhkan mangsa, perlindungan diri ataupun untuk membantu pencernaannya, yaitu :
  1. Haemotoxin : bisa yang menyerang sistem peredaran darah yaitu dengan cara menyerang sel-sel darah. Contoh famili yang memiliki bisa tipe ini adalah: Colubridae dan Viperidae.
  2. Cardiotoxin : masih berkaitan dengan sistem peredaran darah, bisa jenis ini menyerang jantung dengan cara melemahkan otot-otot jantung sehingga detaknya melambat dan akhirnya dapat berhenti. Contoh Famili yang memiliki bisa jenis ini tidak spesifik. Dalam arti, banyak famili yang sebagian anggotanya memiliki bisa jenis ini.
  3. Neurotoxin : bisa yang menyerang syaraf, menjadikan syaraf mangsanya lemah sehingga tidak dapat bergerak lagi dan dapat dimangsa dengan mudah. Famili Elapidae dan Hydrophiidae adalah contoh famili yang memiliki bisa tipe ini.
Diantara famili-famili di atas, yang terdapat di Indonesia antara lain:
Typhlopidae
  • Typhlopidae atau banyak dikenal dengan sebutan ular buta karena memiliki mata yang vestigial. 
  • Kepalanya bulat, dengan ekor yang pendek dan pada ujungnya terdapat sisik yang mengalami penandukan. 
  • Secara keseluruhan badannya pun berbentuk bulat dan panjangnya hanya mencapai kurang lebih 30cm. 
  • Hidupnya di bawah tanah, di dalam serasah, atau meliang. 
  • Genusnya yang paling dikenal adalah dari Genus Typhlops sedangkan yang lainnya adalah Xenotyphlops, Acutotyphlops,dan lain-lain. Terdiri dari 6 genus dengan 240 spesies. 
  • Umumya ditenukan di daeran tropis di Asia, Afrika, dan Amerika.
Boidae
  • Boidae dikenal sebagai famili ular pembelit, habitatnya biasanya arboreal. Dengan persebaran di Columbia, Suriname, Bolivia, Argentina, dan Asia. Pembuluh darah dan organ pernafasannya masih primitive, memiliki sisa tungkai belakang yang vestigial. Moncongnya dapat digerakkan. Tipe giginya aglypha. Famili ini memiliki genus diantaranya: Acrantophis, Boa, Candoia, Corallus, Epicrates, Eryx, Eunectes, Gongylophis, dan Sanzinia.
Hydropiidae
  • Hydrophiidae merupakan famili dari ular akuatik yang memiliki bisa yang tinggi. Tipe gigi bisa yang dimiliki anggota famili ini kebanyakan Proteroglypha dengan tipe bisa neurotoxin. Biasanya warnanya belang-belang dan sangat mencolok. Bagian ekor termodifikasi menjadi bentuk pipih seperti dayung yang befungsi untuk membantu pergerakan di air. Persebaran anggota famili ini di perairan tropis yaitu kebanykan di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik bagian barat. Untuk spesies Pelamis platurus persebarannya hingga Samudra Pasifik Timur dan untuk Aipysurus laevis cenderung untuk hidup di daerah terumbu karang. Kebanyakan hidup di dasar laut dengan sesekali naik ke permukaan untuk bernafas
Elapidae
  • Elapidae merupakan famili yang anggotanya kebanyakan ular berbisa yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis.terdiri dari 61 genus dengan 231 spesies yang telah diketahui. Biasanya memiliki gigi bisa tipe Solenoglypha dan ketika menutup gigi bisanya akan berada pada cekungan di dasar bucal. Bisa tipe neurotoxin. Dekat kekerabatannya dengan Famili Hydrophiidae. Pupil mata membulat karena kebanyakan merupakan hewan diurnal. Famili ini dapat mencapai ukuran 6m (Ophiophagus hannah) dan biasanya ovipar namun adapula yang ovovivipar (Hemachatus).

Colubridae
  • Famili ini memiliki ciri yang dapat membedakan dengan famili yang lain diantaranya sisik ventralnya sangat berkembang dengan baik, melebar sesuai dengan lebar perutnya. Kepalanya biasanya berbentuk oval dengan sisik-sisik yang tersusun dengan sistematis. Ekor umumnya silindris dan meruncing. Famili ini meliputi hampir setengah dari spesies ular di dunia. Kebanyakan anggota famili Colubidae tidak berbisa atau kalaupun berbisa tidak terlalu mematikan bagi manusia. Gigi bisanya tipe proteroglypha dengan bisa haemotoxin Genusnya antara. lain: Homalopsis, Natrix, Ptyas, dan Elaphe.
Viperidae
  • Famili ini memiliki gigi bisa solenoglypha dengan bisa jenis haemotoxin. Famili ini kebanyakan merupakan ular terran yang hidup di gurun. Namun ada pula yang hidup di daerah tropis. Tersebar hampir di seluruh dunia. Sisiknya biasanya termodifikasi menjadi lapisan tanduk tebal dengan pergerakan menyamping. Memiliki facial pit sebagai thermosensor. Kebanyakan anggota familinya merupakan hewan yang ovovivipar dan beberapa ada yang bertelur.Subfamili yang ada di Indonesia adalah Crotalinae yang terdiri dari 18 genus dan 151 spesies.
Pythonidae
  • Python merupakan famili dari ular tidak berbisa. Beberapa mengelompokkannya sebagai subfamili dari Boidae yaitu Pythoninae. Pythonidae dibedakan dari Boidae karena mereka punya gigi di bagian premaxila, semacan tukang kecil di bagian paling depan dan tengah dari rahang atas. Kebanyakan hidup di daerah hutan hujuan Tropis. Merupakan ular yang tercatat mampu mencapai ukuran paling besar, 10m (Python reticulatus). Beberapa spesies menunjukkan adanya tulang pelvis dan tungkai belakang yang vestigial berupa taji di kanan dan kiri kloaka. Taji ini lebih besar pada yang jantan dan berguna untu merangsang pasangannya pada saat kopulasi.
Xenopeltidae
  • Xenopeltidae atau biasa dikenal dengan ular pelangi karena sisiknya berkilau bila terkena cahaya. Famili ini mempunyai lapisan pigmen yang gelap di bagian bawah permukaan tiap sisiknya yang menambah terang kilauannya. Salah satu spesiesnya Xenopeltis unicolor merupakan binatang peliang yang mengahabiskan waktunya di dalam tanah. Banyak ditemukan di Cina Selatan sampai Asia Tenggara (Zug, 1993).
Subordo Amphisbaenia
  • Subordo Amphisbaenia merupakan bagian dari Ordo Squamata yang tidak berkaki namum memiliki kenampakan seperti cacing karena warnanya yang semu merah muda dan sisiknya yang tersusun seperti cincin. Kelangkaanya dan kehidupnya yang meliang menjadikan sedikit keterangan yang bisa diketahui dari subordo ini
Kepalanya tidak memisah dari lehernya, tengkorak terbuat dari tulang keras, memiliki gigi median di bagian rahang atasnya tidak memiliki telinga luar dan matanya tersembunyi oleh sisik dan kulit. Tubuhnya memanjang dan bagian ekornya hampir menyerupai kepalanya

Ordo Crocodilia
  • Ordo crocodylia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar di antara reptil lain. Kulit mengandung sisik dari bahan tanduk. Di daerah punggung sisik-sisik itu tersusun teratur berderat ke arah ternversal dan mengalami penulangan membentuk perisai dermal. Sisik pada bagian dorsal berlunas, pada bagian lateral bulat dan pada bagian ventral berbentuk segi empat. Kepala berbentuk piramida, keras dan kuat, dilengkapi dengan gigi-gigi runcing bertipe gigi tecodont. Mata kecil terletak di bagian kepala yang menonjol ke dorso-lateral. Pupil vertikal dilengkapi selaput mata, tertutup oleh lipatan kulit yang membungkus tulang sehingga lubang tersebut hanya nampak seperti celah. Lubang hidung terletak pada sisi dorsal ujung moncong dan dilengkapi dengan suatu penutup dari otot yang dapat berkontraksi secara otomatis pada saat buaya menyelam. Ekor panjang dan kuat. Tungkai relatif pendek tetapi cukup kuat. Tungkai belakang lebih panjang, berjari 4 dan berselaput. Tungkai depan berjari 5 tanpa selaput.
  • Jantung buaya memiliki 4 ruang namun sekat antar ventrikel kanan dan kiri tidak sempurna yang menyebabkan terjadinya percampuran darah. Pada jantungnya memiliki foramen panizza. Crocodilia merupakan hewan poikilotermik sehingga kebanyakan akan berjemur di siang hari unutk menjaga suhu tubuhnya. Mereka berburu di malam hari. Crocodilian dewasa terutama yang dominan memiliki teritori tersendiri, namun pada musim kering teritori tersebut dilupakan karena daerah mereka menyempit akibat kekeringan 
Famili Alligatoridae
  • Famili Alligatoridae memiliki ciri-ciri bentuk moncongnya yang tumpul dengan deretan gigi pada rahang bawah tepat menancap pada gigi yang terdapat pada rongga pada deretan rahang atas sehingga pada saat moncongnya mengatup hanya deretan gigi pada rahang atasnya saja yang terlihat.dapat mencapai umur maksimal hingga 75 tahun. Tahan terhadap suhu rendah.memiliki lempeng tulang pada punggung dan bagian perut bawah memiliki sisik dari bahan tanduk yang lebar.yang berjumlah lebih dari 6 sisik.

Famili Crocodylidae
  • Ciri-ciri Famili Crocodilidae adalah moncongnya meruncing dengan bentuk yang hampir segitiga dan pada saat mengatup, kedua deret giginya terlihat dengan jelas. Kedua tulang rusuk pada ruas tulang belakang pertama bagian leher terbuka lebar. Terdapat pula baris tunggal sisik balakang kepala yang melintang yang tidak lebih dari 6 buah di bagian tengkuk.
Famili Gavialidae
  • Famili Gavialidae memiliki bentuk moncong yang memanjang dan pada saat moncong tersebut menangkup, kedua deret gigi yaitu yang berada di rahang atas dan rahang bawah terlihat berseling. Ujung moncongnya melebar dan bersegi 8. sekilas bentuknya mirip dengan Tomistoma schlegelii.
Spesies anggota Famili Crocodilidae yang ada di Indonesiaadalah :
Crocodylus novaguineae (Buaya Irian)
  • Spesies yang sering disebut sebagai Buaya Irian ini dibedakan dengan buaya yang lain berdasrkan ukuran sisiknya yang lebih besar, terutama sisik ventralnya. Sisik belakang kepalanya berjumlah 4-7 buah. Sisik D.C.W (Double Crest Whorl) sejumlah 17-20 pasang, sedangkan Sisik S.C.W (Single Crest Whorl) berjumlah 18-21 buah. Jumlah sisik ventral terdiri atas 23-28 baris dari depan ke belakang. Ukuran maksimum dapat mencapai 3350 mm untuk jantan dan 2650 mm untuk betina
  • Pada waktu akan bertelur, betina akan membuat sarang dan bertelur pada awal musim kemarau, hal ini berlawanan dengan Crocodylus porosus. Telur – telur ini dijaga oleh induk sampai mereka dapat mencari makanan sendiri. Buaya-buaya ini menempati habitat yang sama dengan buaya air tawar di Indonesia Barat dan dijumpai sampai ke pedalaman dengan persebaran meliputi Irian sebelah utara, mulai dari daerah DAS Memberamo, sampai semenanjung selatan Papua Nugini .
Crocodylus porosus (Buaya Muara)
  • Buaya muara dikenal sebagai buaya terbesar di dunia dan dapat mencapai panjang tujuh meter. Buaya ini dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan sisik belakang kepalanya yang kecil ataupun tidak ada, sisik dorsalnya berlunas pendek berjumlah 16-17 baris dari depan ke belakang biasanya 6-8 baris. Tubuhnya berwarna abu-abu atau hijau tua terutama pada yang dewasa pada sedangkan yang muda berwarna lebih kehijauan dengan bercak hitam, dan pada ekornya terdapat belang hitam dari bercak- bercak berwarna hitam
  • Saat bertelur, betina akan membuat sarang dari sampah tumbuhan, dan dedaunan. Buaya ini bertelur pada awal musim penghujan. Telur – telur ini akan terus dijaga oleh induk sampai menetas dan mereka dapat mencari makanan sendiri
  • Buaya jenis ini menempati habitat muara sungai.Kadang dijumpai di laut lepas. Makanan utamanya adalah ikan walaupun sering menyerang manusia dan babi hutan yang mendekati sungai untuk minum. Persebaran buaya ini hampir di seluruh perairan Indonesia (Iskandar, 2000).
Crocodylus siamensis (Buaya Air Tawar)
  • Dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan sisik post occipital-nya yang berjumlah 2-4 buah. Moncongnya tidak berlunas tetapi terdapat lunas yang jelas di antara kedua matanya.. Panjang moncongnya satu setengah sampai satu tiga perempat kali lebarnya. Umumnya memiliki 3-4 buah sisik belakang kepala. Tubuhnya kecil dan hanya dapat mencapai panjang sekitar satu meter, berwarna hijau tua kecoklatan dan anakan berwarna lebih muda dengan bercak- bercak pada punggung dan ekor. Belang hitam pada ekor umumnya tidak utuh. Buaya Air Tawar betina bertelur pada awal musim penghujan 
  • Buaya ini hidup pada pedalaman dengan air yang tawar, sungai atau rawa-rawa. Makanan utamanya adalah ikan.Jenis ini juga dikenal sebagai buaya
Tomistoma Schlegelii ( Buaya Senyulong)
  • Buaya ini dapat dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan moncongnya yang sangat sempit dengan ukuran tubuh yang mencapai 5,6m. Jari kakinya memiliki selaput, dan sisi kakinya berlunas. Matanya memiliki iris yang tegak. Betinanya bertelur pada awal musim penghujan. Telurnya diletakkan dalam tanah dan ditimbun dengan sampah tetumbuhan 
  • Habitat yang menjadi favorit buaya ini adalah lubuk-lubuk yang relatif dalam, rawa-rawa, hingga ke pedalaman.Makanan utama adalah ikan, udang dan juga monyet. Persebaran buaya ini meliputi Sumatera, Kalimantan, dan Jawa 
NOTE
  • Reptilia merupakan hewan berdarah dingin yang dibagi kedalam empat ordo yang masih hidup. Reptilia boleh dapat ditemukan diseluruh dunia dari kawasan padang pasir yang kering, di pusat bandar, hingga beratus meter di dalam laut. Bagaimanapun reptilia tidak terdapat di kawasan kutub dan puncak gunung.Karena reptilia berdarah dingin, mereka tidak dapat mengontrol suhu badan mereka. Reptilia mempunyai kulit yang bersisik yang terdiri dari selaput bertulang atau bergading, mempunyai kaki yang pendek atau tidak mempunyai kaki langsung. Kebanyakan reptilia bertelur (oviparous), walaupun beberapa adalah (ovoviviparous), menyimpan telur di dalam perut ibu sampai menetap